Laporan Praktikum Erosi Air Konservasi Tanah dan Air
LAPORAN PRAKTIKUM
Berikut ini contoh laporan praktikum konservasi tanah dan air mengenai erosi yang disebabkan oleh air.
![]() |
| Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air Erosi Oleh Air |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Erosi merupakan peristiwa hilangnya atau terkikisnya bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air, angin maupun es. Penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi yang disebabkan secara alamiah dan erosi yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Tanah memegang peranan penting dalam kelestarian lingkungan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan didukung dengan topografi yang berbukit-bukit menjadikan pemicu proses terjadinya erosi.
Hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap erosi yang meliputi besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan terhadap tanah, Jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah biasanya akan terserap ke dalam lapisan tanah dan terikat pada pori-poti tanah atau masuk ke profil tanah. Air hujan yang jatuh ke bumi akan mengakibatkan pengikisan terhadap tanah yang dilaluinya sehingga menyebabkan terjadinya erosi pada kemiringan lahan tertentu. Untuk mengamati proses terjadinya erosi akibat air, maka dilakukan praktikum mengenai proses erosi pada jenis tanah lempung dan pasiran. Selain itu juga dilakukan pengamatan mengenai proses pengangkutan butiran tanah tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Melihat proses pelepasan butir-butir tanah akibat tetesan air hujan
2. Melihat proses pengangkutan butur-butir tanah
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Besarnya intensitas hujan ini akan mempengaruhi proses pwngikisan tanah. Selain itu, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen yang terjadi sehingga mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi melalui runoff. Makin curam lereng makin besar laju dan jumlah aliran permukaan dan semakin besar erosi yang terjadi. Selain itu partikel tanah yang terpercik akibat tumbukan butir hujan makin banyak. Lahan dengan kemiringan lereng yang curam (30-45%) memiliki pengaruh gaya berat (gravity) yang lebih besar dibandingkan lahan dengan kemiringan lereng agak curam (15-30%) dan landai (8- 15%). Hal ini disebabkan gaya berat semakin besar sejalan dengan semakin miringnya permukaan tanah dari bidang horizontal. Gaya berat ini merupakan persyaratan mutlak terjadinya proses pengikisan (detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (sedimentation) (Arham, Lopa, & Bakri, 2004).
Erosi didefenisikan sebagai suatu peristiwa hilangnya atau terkikisnya bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air, angin maupun es (Simarmata, Subiyanto, & Prasetyo, Jurnal Geodesi). Erosi juga diartikan sebagai akibat dari daya dispersi (pemecahan) dan daya transportasi (pengangkutan) oleh aliran air di atas permukaan tanah dalam bentuk aliran permukaan (Arief, 2015). Erosi menggambarkan pelapukan yang terjadi dipermukaan tanah yang bersifat merusak. Meskipun tidak selamanya erosi yang terjadi dapat menimbulkan kerugian. Pada prinsipnya erosi merupakan proses penghancuran dan pelapukan partikel-partikel tanah, dan perpindahan pertikel tersebut akibat adanya erosive transport agent seperti air dan angin Pada daerah beriklim tropika basah seperti sebagian besar daerah di Indonesia, penyebab utama terjadinya erosi yaitu air hujan, sedangkan tenaga penggerak erosi yang lain seperti angin dan gleytser kurang begitu dominan (Nursaban, 2006)
Erosi sering terjadi dengan tingkat produksi sedimen paling besar adalah erosi permukaan jika dibandingkan dengan beberapa jenis erosi yang lain yakni erosi alur (rill erosion), erosi parit (gully erosion) dan erosi tebing sungai (stream bank erosion). Secara keseluruhan laju erosi yang terjadi disebabkan dan dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya faktor iklim, struktur dan jenis tanah, vegetasi, topografi dan faktor pengelolaan tanah. Faktor iklim yang paling menentukan laju erosi adalah hujan yang dinyatakan dalam nilai indeks erosivitas hujan. Curah hujan yang jatuh secara langsung atau tidak langsung dapat mengikis permukaan tanah secara perlahan dengan pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan tersebut akan mendatangkan erosi. Dari kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi dapat terjadi di dua tempat, yaitu pada tanah tempat erosi terjadi dan pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut diendapkan (Fauzi & Maryono, 2016).
Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi 3 tahap yaitu tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah, tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angina, dan tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengangkut partikel (Fitriah, Halim, & Jasin, 2014). Erosi tanah menyebabkan terjadinya kerusakan lahan pertanian berupa kemunduran sifat-sifat (fisik, kimia, dan biologi) tanah serta menurunkan produktivitas lahannya. Erosi tanah sangat merugikan, produktivitas tanahnya semakin rendah. Peranan teknik konservasi tanah sangat penting dalam menanggulangi erosi dan memperbaiki tanah yang telah rusak.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Proses erosi percikan
- Splash cup dengan diameter 77mm dan tinggi 50 mm
- Botol infus untuk drop former beserta statif dan perlengkapan lain
- Gelas ukur untuk mengukur volume tetesan
- Stop watch untuk mengukur waktu
- Sampel tanah
2. Proses pengangkatan
- Kotak berisi tanah dengan keminigan yang diatur
- Rain simulator
- Gelas ukur dan stop watch serta penggaris.
3.2 Cara Kerja
Praktikum dilakukan dengan:
1. Proses erosi percikan
- Tetesan air dari botol infus diatur, sehingga terjadi tetesan konstan
- Tetesan ditampung dengan gelas ukur dan volume dicatat, serta waktu nya. Untuk menentukan intensitas mm/det atau mm/men, serta menentukan diameter tetesan dapat menggunakan persamaan D = 2 (Vol.tetesan/ (4/3xπ)1/3
- Cawan diisi dengan pasir halus atau contoh tanah dengan dilapisi kertas saring yang telah dibasahi untuk menjaga kelembaban tanah.
- Kemudian cawan-cawan tersebut diletakkan di bawah botol infus yang telah berisi air dan diagantungkan di statif
- Jarak butir-butir tanah yang terlempar akibat tetesan diukur dengan membeni tanda lingkaran di sekitar cawan.
- Intensitas tetesan dan diameter butiran diubah sebelum melakukan kegiatan dengan urutan seperti diatas.
2. Proses pengangkutan
- Kotak yang telah disi dengan tanah diletakkan dibawah rain simulator dengan diatur kemiringan
- Intensitas ditentukan, yaitu besar atau kecilnya
- Saat infiltrasi dan aliran permukaan terjadi hingga alur nya, dicatat.
- Debit aliran permukaan dan erosi yang terjadi diukur (beban suspense dan dasarnya).
3.3 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan:
- Menghitung diameter tetesan dapat menggunakan persamaan: D = 2 (Vol.tetesan/ (4/3xπ)1/3
- Dibuat grafik variasi jenis tanah dan jumlah perkiraan. Sumbu x adalah jarak, sumbu y adalah jumlah percikan. Dalam grafik ada 2 garis, yakni garis jumlah percikan pada berbagai jarak untuk tanah pasir dan lempung.
- Dibuat grafik variasi kemiringan dan jumlah percikan pada tanah pasir. Sumbu x adalah jarak, sumbu y adalah jumlah percikan. Dalam grafik ada 2 garis, yakni kemiringan lereng 0% dan 50%.
- Dibuat grafk variasi kemiringan dan jumlah percikan pada tansh lempung. Sumbu x adalah jarak, sumbu y adalah jumlah percikan. Dalam grafik ada 2 garis, yakni kemiringan lereng 0%o dan 50%.
Baca juga :
DAFTAR PUSTAKA
Alie, M. E. (2015). Kajian Erosi Pada DAS Sawah Kabupaten Musi Banyuasin - Sumatera Selatan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 749.
Arham, Lopa, R., & Bakri, B. (2004). Pengaruh Hubungan Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lahan Terhadap Laju Erosi. Jurnal Agrivita, 2-3.
Fauzi, R. M., & Maryono. (2016). Kajian Erosi Dan Hasil Sedimen Untuk Konservasi Lahan. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 430-445.
Fitriah, F. N., Halim, F., & Jasin, M. (2014). Penanganan Masalah Erosi dan Sedimentasi di Kawasan Kelurahan Perkamil. Jurnal Sipil Statik, 174.
Nursaban, M. (2006). Pengendalian Erosi Tanah Sebagai Upaya Melestarikan Kemampuan Lingkungan . Geomedia, 95.
Simarmata, D. C., Subiyanto, S., & Prasetyo, Y. (Jurnal Geodesi). Analisis Potensi Erosi Menggunakan Model AGNPS. 2016, 20.
contoh laporanmakalah praktikum konservasi tanah dan air erosi oleh tanah word pdf, ppt

0 Response to "Laporan Praktikum Erosi Air Konservasi Tanah dan Air "
Post a Comment